Don’t Projecting Insecurity Onto Others. Kalau dalam ilmu psikologi, psychological projection ini merupakan salah satu bentuk dari self defense mechanism. Hal ini akan terjadi secara ngga sadar saat memproyeksikan emosi atau perasaan negatif yang dirasakan kepada lawan bicara.
Misalnya, ketika si A sedang bercerita ke si B bahwa
si A ingin mendaftar di salah satu organisasi ternama. Lalu, si B bilang “Skill
lo kan pas-pasan, mana bisa? Yang realistis aja kalo daftar” kalimat itu secara
ngga langsung merupakan proyeksi dari insecurity si B ke si A. Mungkin aja pada
saat itu si B pernah ditolak sama suatu organisasi ketika mendaftar dan hal
tersebut membuat dia insecure. Secara ngga sadar, si B memproyeksikan
insecurity tersebut ke si A melalui kalimat yang kurang menyenangkan.
Contoh lain,
“Gelar sarjana juga ngga menjamin punya
pekerjaan”
“Peringkat satu ngga menjamin kesuksesan”
“Masuk PTN/PTS terbaik belum tentu masa depannya cerah”
Stop saying that. Ketika kamu merasa gagal, bukan
begitu caranya ketika kamu ingin merasa lebih baik. Mereka yang sarjana,
ranking satu, kuliah di PTN/PTS yang bagus juga punya perjuangan. Jangan sampai
kita membahagiakan diri dengan merendahkan perjuangan orang lain dengan
menggunakan stigma seperti itu. Ngga baik, Bambang.
Setiap orang punya impiannya masing-masing, keika
mereka sudah meraihnya, biarkan mereka cherish the moment. Jangan sampai kita
merusak suasana dengan bilang “Dengan lo kayak gitu tuh ngga bakal jamin
kesuksesan tau” seriously you are the worst person ever. Tipe orang yang begini
nih yang biasanya ngeselin.
Tidak ada yang bertanggung jawab atas kebahagiaan dan
nasibmu selain dirimu sendiri. Marah kalau liat orang lain bahagia, marah kalau
yang lain berprogress sedangkan dirinya malas-malasan, marah kalau orang lain
sukses dan menganggap orang tersebut sombong.
Kalau orang lain mengucapkan selamat atas pencapaian
seseorang itu sebagai ungkapan bangga, semangat, bentuk apresiasi, ucapan sayang,
dan doa agar kedepannya dapat lebih sukses. Kita nggak berhak marah, nggak
berhak sakit hati, tersinggung. Kalau kayak gitu namanya ‘iri hati’
Dunia itu bukan hanya tentang kita saja. Protes, marah
hanya karena pencapaian orang lain, marah akan kebahagiaannya, marah apabila
orang lain menunjukkan kebahagiaannya padahal tujuannya itu juga tidak untuk
menyakiti kamu kok.
I LOVE THIS QUOTE: NO offense but if someone is
excited about something and you make them feel stupid for being excited about
it, you’re the worst type of person. That’s true, I really hate people like
this.
Ketika kita insecure sama diri sendiri, merasa takut
terlihat lemah, janganlah memproyeksikan itu ke seseorang agar merasa diri kita
lebih baik (dengan membuat orang lain insecure). Mungkin kalau kadang merasa “tidak
nyaman/aman” dengan diri sendiri itu wajar, tapi kalau dikit-dikit insecure? I don’t
think so. Jadi sebelum menyalahkan orang lain, coba lihat diri sendiri dulu. ‘Apa
benar aku insecure karena dia atau karena diriku sendiri? Apa benar aku
insecure atau ternyata sebatas iri?’ Sebenarnya projecting insecurity ini natural
and its part of being human tapi jangan sampai jadi kebiasaan, itu akan ngga
baik dan akan ruins relationship. Bury this on your mind! Control it!
Dan ketika ada orang yang memproyeksikan emosinya ke
kita, bukan berarti kita yang salah, because that is his/her emotion, not ours.
Mereka yang bertanggung jawab atas emosi mereka sendiri, bukan kita.
Comments
Post a Comment