Skip to main content

Pandangan Teori Evolusi Terhadap Gerakan #SAVETHEPLANET

Dalam proses penalaran ilmiah, kita memerlukan pengetahuan sains dasar. Teori evolusi merupakan salah satu pengetahuan biologi dasar yang penting dipahami semua orang, sama pentingnya ketika kita mempelajari mekanisme reproduksi.

Framework evolusi itu bukan tentang “Oh manusia dari monyet” Bukan ya. Intinya framework evolusi adalah apa yang kita lihat ‘ada’, organisme-organisme yang ada (manusia, tumbuhan, hewan) itu adalah organisme yang survive atau dia bertahan hidup dan bisa menurunkan gen-gennya, makanya bisa mempunyai keturunan. Jadi ketika kita melihat suatu organisme ‘ada’ di bumi, berarti cara melihatnya bukan ‘bumi pas ya buat dia’ tapi justru ‘dianya yang pas buat kondisi bumi saat dia survive’.

Contoh, beberapa milyar tahun lalu berdasarkan sejarah bumi, kita sudah semacam menemukan organisme-organisme sebelum homo sapiens atau manusia dan itu banyak banget ragamnya. Bahkan sampai saat ini, ada bakteri yang nafasnya bukan seperti kita. Pernapasan mereka bukan nyari oksigen, artinya dari sini aja bisa dipikir ‘oh berarti kalaupun bumi nggak ada oksigen sama sekali, bukan berarti semua organisme mati karena bisa aja varian/sifat organisme lain yang napasnya bukan nyari oksigen anyway'. Jadi kalaupun bumi nanti nggak ada oksigen sama sekali, misalnya cuma karbon dioksida doang, ya dia mah tetap hidup aja. Karena emang sifat-sifat biologis dalam tubuhnya beda sama kita. Jadi, dengan framework evolusi kita bisa mengambil kesimpulan bahwa ‘oh berarti dengan kondisi bumi bagaimanapun, bisa aja organisme yang survive karena sifat dia sesuai sama kondisi bumi atau lingkungannya. Kalau kita mikirnya “gila ya bumi pas banget didesain untuk kita” sebenarnya nggak tepat kata-kata itu karena bumi nggak didesain untuk pas buat kita, bumi itu berjalan aja dengan apa adanya bumi dan manusia-manusia yang nggak fit terhadap bumi itu ya akan punah.

Misalnya, pigmentasi kamu nggak cocok sama matahari tropis (seperti yang kita alami di Indonesia) itu kamu nggak bakal survive. Baru lahir udah langsung meninggoy kena sinar matahari karena pigmentasi kamu nggak tahan sama ultraviolet di daerah tropis. Jadi bukan bumi cocok dengan kita tapi justru manusia yang bertahan hidup itu cocok sama kondisi lingkungannya. Yang nggak cocok gimana? Ya nggak ada berarti, nggak survive karena kita nggak liat bentukannya di bumi ini, udah punah, nggak bisa menurunkan gen-gennya.

Contoh lagi, kalau misal ada seseorang yang kapasitas paru-parunya rendah dan ketika dia naik gunung, dia meninggal karena tidak bisa menyesuaikan dengan lingkungannya dan itu berarti membuat variannya punah. Manusia-manusia lain yang kapasitas paru-parunya lebih besar, dia bisa survive naik ke gunung itu. Jadi bukan gunungnya yang menyesuaikan kita, masa iya “wah Ikki kapasitas paru-parunya segini nih berarti gue mau nyesuaiin dia deh” hell no haha. Kita nggak bisa nyuruh lingkungan beradaptasi terhadap kita. Kita yang harus beradaptasi terhadap lingkungan.

Jadi ketika kita melihat organisme dan planet, kita harus berpikir bahwa kondisi lingkungan kaya gimanapun, planet akan menyeleksi organisme yang ada (they called it Seleksi Alam).

NAH GUYS kalau misalnya ada campaign #SaveThePlanet berarti gimans tuh?

Sebenarnya, yang paling tepat adalah kita menyelamatkan diri kita sendiri. Karena dalam teori evolusi juga, bumi itu udah melewati berbagai macam kondisi, pernah secara keseluruhan tertutup salju dan yang paling penting bumi itu bukan organisme, bukan makhluk hidup, jadi dia tidak memerlukan kemampuan survive. Jadi yang benar adalah usaha kita untuk menjaga biar kita tetap hidup. Contohnya kita mencegah daerah nggak tenggelam itu ya biar ‘kita’ nggak tenggelam karena kita tidak bisa hidup air, tapi kalau ikan, plankton segala macem ya dia bisa hidup, survive karena memang bisa hidup di air. Its ok to say save the planet kan buat seru-seruan biar orang banyak yang ikut tapi kita harus tahu tentang pointnya, yaitu ‘apa yang sebenarnya yang kita respon’. Intinya dari SAVE THE PLANET: Mari selamatkan diri kita, keberlangsungan hidup manusia di bumi ini. Intinya menjaga keberlanjutan, seperti mengolah sampah yang sudah kita pakai, dan pastinya pelestarian alam.

George Carlin – “The Planet is fine, the people are fucked!”

‘You don’t save the planet, but save yourself and the future generations by maintaining the planet for human living in a longer period of time’

“Save The Planet? How can we be so arrogant? The planet was, is always be stronger than us.”

“There is no hint, that helps will comes from elsewhere, to save us, from ourselves.” – Carl Sagan.

Guys sebenarnya teori evolusi ini secara umum terbagi menjadi mutasi dan seleksi yang masih terbagi menjadi beberapa bahasan, contoh pembagian seleksi itu ada seleksi alam (seperti yang dibahas dipostingan kali ini, dan ada juga seleksi oleh manusia itu sendiri (dalam hubungan seksual misalnya, kalau dia tidak berhubungan seksual maka variannya akan punah/tidak survive, dst). Postingan ini berkaitan dengan teori Evolusi Darwin tentang Mekanisme Seleksi Alam “Survival of the fittes”. Don't judge him right away if you don't completely knew his idea or you just 'denger-denger' semata. Teori evolusi ini penting  banget kita pelajari sebagai konsep dasar berpikir dalam memandang suatu fenomena tertentu atau untuk menambah pengetahuan. Teori evolusi adalah core dari science yang dapat menjelaskan apapun (kinda theory of everything), kedepannya aku ingin membahas budaya dari perspektif teori evolusi. Tapi kapasitas ilmuku belum cukup untuk menjabarkan keseluruhan detail teori evolusi ke kalian, silakan bisa baca buku yang terkenal (karena yang terkenal/best seller biasanya lebih mudah dipahami in general), jurnal atau artikel ilmiah tertentu yang bahas teori evolusi secara komprehensif. Okay. Seru banget deh pokoknya kalau mengulik suatu perspektif/ranah fakta biar kita nggak asal berpendapat/judge. 

Source: Geolive (Thanks to kak Cania Citta Irlanie).

My take on science: Jangan ngotot sama yang kita mau dengan tidak terbuka pada perspektif lain. I knew guys disini berbeda banget dengan perspektif Islam yang menyatakan bahwa ‘dunia akan ada akhirnya’ tapi disini aku cuma ingin membahas sesuatu dari perspektif lain, biar paham aja bagaimana dari kacamata lain saat memandang suatu hal. Yes ofc, dari awal juga sudah jelas bahwa antara sains dan agama itu ada percabangan logis. Tapi aku juga suka memandang dengan science untuk beberapa aspek, seru juga sih pembahasannya buat menambah pengetahuan but at the other point, my principle of life is still using Islamic perspective. Islam is my way of life Hehe. That’s it. I want to record what's in my mind that has been thinking or learning about something new so that I can read it again and not forget easily. Thank you for reading, have a great day!!

Comments

Popular posts from this blog

The Beauty of Whole-heartedly

You never know when you make or do something, it will views by whom, how it will be received, how many people related to it, eventho it's just a single person; you still don't know how much it meant to them, what the result will be.  You just simply do it because you love it, you put your heart into it, literally whole-heartedly, and your heartbeats just tells you to go for it! it just feels alright💟 Thus, moments like you appreciated by someone or even matters by yourself, is definitely honorable.  So.. dont. ever. stop. do. what. you. like. brings out the best in you. challenge yourself to grow. do more of what gives you peace.

My Arabic Comic | Komik Bahasa Arab

To sum up my arabic comic. Being a comic artist for a week: it was hella cray! zz. Mohon maaf apabila masih ada beberapa kesalahan tata bahasa, masih newbie btw.  Selesai~

Quotes dari buku 'Dunia Kafka' by Haruki Murakami

A little bit review from me: Beda dari yang lain, di buku ini bukan tentang melawan manusia antagonis seperti novel-novel kebanyakan tapi lebih ke melawan kutukan dan tentang pencarian jati diri. Yang paling keren adalah banyak banget metafora kehidupan yang dijelaskan disini!!! Alurnya mengandung fiksi, penuh misteri, agak ngebosenin dikit tapi ga bikin kecewa karena kasusnya benar-benar beda sama novel lain. More like human vs curse than human vs human, like i said in the beginning. Fun fact: buku ini direkomendasiin sama penulis buku 'Reasons to Stay Alive' yaitu Matt Haig. Buku ini cocok banget dibaca ketika kita lagi down karena isi novelnya juga tentang seseorang yang terjal banget jalan hidupnya, bayangkan.. Hidup dalam sebuah kutukan! Jadi, setelah baca buku ini, kita bisa ambil banyak banget insight. Here the quotes: (Enjoy~) "Setelah badai berlalu, kau tidak akan ingat bagaimana caramu melewatinya, caramu bertahan. Kau bahkan tidak bisa s...