Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2021

CANCEL CULTURE | PROS AND CONS

Apa itu cancel culture? Cancel culture adalah budaya membatalkan suatu brand, artis, atau pihak tertentu setelah mereka melakukan sesuatu yang salah maupun menyinggung suatu hal pada masa lalu mereka. Biasanya kalau di social media itu saat seseorang mengajak orang lain untuk ikut mengekspos/mengungkit kesalahan orang tersebut. Cancel culture ini bisa dikategorikan sebagai perbutaan yang good and powerful, tapi seringnya sih buruk. Kok good? Ya, good ketika cancel culture ini menjadi metode aktivisme online dalam memperluas partisipasi publik, asalkan apa yang ‘dicancel’ itu tepat sasaran (tokoh yang bermasalah, misalnya yang melakukan kekerasan seksual kepada seseorang). PROS: 1. Meminta pertanggungjawaban dari perbuatan pihak terlibat. 2. Memberikan keberanian dan ruang bicara bagi korban yang merasa dirugikan. Namun, di sisi lain, cancel culture bisa mengarah pada penghakiman dan moral witch-hunting yang belum tentu akurat. Biasanya sih ini yang lebih sering terjadi, salah sasara

The Fundamentals | 4 Poin yang Absolutely Enlightening

HERE WE GO PEEPS, 4 MOST INSIGHTFUL PARTS FROM THE FUNDAMENTALS 1. Kemampuan Berpikir Terbuka dan membaca berbagai informasi itu penitng banget guys karena kita jadi punya wawasan yang luas. Namun, itu nggak cukup lho karena kita juga perlu kemampuan berpikir agar bisa memilah, mengolah, hingga menghubungkan satu informasi dengan informasi lainnya secara akurat ( connecting the dots ). Mentalitas atau cara berpikir yang gimana sih yang sebaiknya dipakai agar menjadi pondasi kokoh untuk menopang proses berpikir? Here we go again!! a. Growth mindset , berarti memahami bahwa otak itu bersifat plastis atau bisa berkembang tergantung kita mau arahin kemana ( brain plasticity). Setiap kemampuan itu bisa dilatih. Buang jauh-jauh mental block yang memenjarakan pikiran. Sesederhana mengubah pikiran "Gue nggak punya bakat di bidang itu." menjadi "Gue pasti bisa dengan terus berlatih." Nah, dengan growth mindset ini juga kita bisa meningkatkan kemampuan berpikir ini. Nah, apa

Somebody's Spiritual Journey

Apa yang kamu pikirkan kalau ada orang yang melenceng dari prinsip yang kamu pegang, misalnya lepas hijab? Murtad? Melakukan kesalahan dalam ranah agama? Tahukah kita, kalau itu bukan berarti the end of their story? Spiritual journey itu hanya individu yang menjalani , not their parent's, kid's, not mine and certainly not yours . Let 'they' move forward at their own pace. Kalau kita terlalu menuntut seseorang harus jadi 'apa yang menurut kita ideal' itu hanya akan mengkerdilkan perjalanan spiritualitasnya. Kalau menurut kita 'orang tersebut melenceng' biarkan Ia matang dalam mencari makna seiring berjalannya waktu. Jangan langsung dijudge "Sesat!" "Tobat dong!" "Ingat neraka neraka neraka buatmu" Wow siapa kita berani menjudge orang masuk neraka? Tuhan? Siapa kita menuntut seseorang (apalagi yang tidak kita kenal) untuk sesuai dengan ekspektasi dan standar kita? Netizen keep telling this and that but they are forget that it

Don’t Apologize Too Much

Karena kalau terlalu sering, orang jadi berpikir ‘less’ tentangmu and its annoying tho kalau kamu minta maaf padahal itu bukan salahmu. “Maaf bukan ini yang aku maksud” “Maaf ganggu, aku mau nanya” And, so on. Kita paham jika seseorang dikit-dikit minta maaf, itu berarti mereka ingin trying to be nice tapi itu kadang malah jadi exhausting and irritating at the same time. I’ve been there karena ‘jaga-jaga aja siapa tahu orang tersebut sakit hati karena perkataan/perbuatanku yang nggak ku sadari’ but its wrong, kesannya seperti pleasing people. If you say “I’m sorry” for every little thing now, your apologies will carry less weight later on — for situations that really warrant a sincere apology ( lessens the impact of future apologies ). Dan juga bisa melemahkan self-esteem (harga diri atau evaluasi diri) kita dan less confident. Apakah kita termasuk orang yang terlalu banyak minta maaf? Bagaimana ‘yang terlalu’ itu? Jadi, jika kamu menghadapi sesuatu yang nggak bisa kamu control, there’

Block, Unfollow, Mute, Hide

Tombol block, unfollow, mute, hide, bukanlah sebuah " childish things ", justru menurutku itu adalah bentuk penerapan dari personal boundaries. Tombol tersebut 'ada' ya memang ada fungsinya untuk menjaga diri dari yang menurut kita mengganggu, silakan saja gunakan tombol tersebut secara bijak, toh hal tersebut juga tidak merugikan siapa pun. Misalnya ketika kita tidak menyukai postingan seseorang yang kerap sangat mengganggu kita, instead of judging/sending hate speech, akan lebih bijak kalau kita gunakan tombol tersebut. Ketika kita sudah tahu mana yang perlu kita konsumsi dan mana yang tidak cocok untuk kita, justru itu adalah bentuk dari kedewasaan, self-love, dan self-care dimana kita sudah mengerti batasan diri kita atau personal boundaries untuk menghindari orang toxic atau suatu hal yang mengganggu. Begitupun kalau kita membuat postingan, don't apologize too much dengan mengatakan "Sorry kalau postingan aku bla bla bla" Just post whatever you wan

Memilih Adalah Hal Yang Paling Sulit

Hidup itu tentang memilih dan menjalani pilihan yang resikonya bisa kita terima. Kalau memilih antara pilihan positif dan negatif sih pasti kita nggak gegana. Nah, tapi kalau pilihannya sama-sama positif? We have been there and it's so dilematic, right?! Sadar dan bertanggung jawab adalah modal utama ketika kita harus memilih dua pilihan yang sulit. Kita harus memilih berdasarkan keyakinan kita sendiri, tanpa ada paksaan atau tuntutan dari orang lain, do it for yourself, peganglah kendali. Apalagi kalau kita sudah mulai memasuki usia dewasa, its time to 'mulai menentukan pilihan sendiri', menjadi nahkoda di kehidupan ini apapun yang terjadi. Tapi, jika kita memilih karena menuruti orang lain, kita pun harus tetap sadar, ikhlas, paham semua konsekuensinya. Juga ketika kita memilih, mulailah dan jalani dengan berani dan bertanggung jawab. Mungkin dalam proses memilih itu ada overthinking karena memang biasanya otak kita itu cukup sering dalam membuat skenario-skenario negati

Tips dan Manfaat Journaling

Let me introduce you to the world of Journaling. For me, journaling is self-care , journaling is self-love . It’s also self-destruction if you overdo it, but then again, so is everything! Journaling membantu aku untuk berpikir, organize my thoughts, membantu aku untuk mendapatkan kejelasan, membantu aku memahami diriku dan life events. Rasanya seperti mempunyai teman, with yourself. You know, somethings aren’t meant to be shared with anyone else; they are just meant to be understood . For ourselves . Journaling juga menjadi sebuah tempat bagi aku untuk melepaskan segala atribut, segala rasa, segala perfeksionis yang kerap mengontrol. Aku bebas menuliskan segala struggle, I write freely. Sometimes I’ll be able to read and understand it in the future. Kalau aku ingin lompat topik, I do that. Kalau aku ingin berhenti menulis setengah halaman, I do that. Kalau aku cuma ingin gambar random or add stickers or add photos or creating a mind map, I’ll do that too. Tidak ada keharusan EYD harus

Mengenal Kota Jatinangor

Apa itu Jatinangor? Dilansir dari Artikel Medium 'JA TI NA NGOR' (Riadi, Sarah Jasmine), penjelasan tentang Jatinangor dan keadaan geografisnya: Jatinangor adalah sebuah kecamatan. Jatinangor bukanlah kota, tepatnya ia merupakan kawasan di Kabupaten Sumedang yang merupakan kawasan khusus dari Provinsi Jawa Barat. Tapi banyak orang yang menyebutnya sebagai kota kecil. Jatinangor terletak di kaki pegunungan Manglayang yang mempunyai luas sebesar 26,20 km2 dan terdiri dari dua belas desa atau kelurahan. Sebelum tahun 2000, nama wilayah Jatinangor disebut dengan Desa Cikeruh karena ada sungai yang keruh disana. Dahulu, Desa Cikeruh masuk kedalam distrik Tanjungsari. Keadaan Geografis Jatinangor Jatinangor terletak diantara dua kota yaitu Bandung dan Sumedang, itu sebabnya mengapa kebanyakan orang mengira Jatinangor adalah bagian dari Bandung, padahal merupakan kewenangan Pemkab Sumedang. Lebih detailnya, Jatinangor terletak di 107o 45’ 8,5” — 107o 48’ 11,0” BT dan 6o 53’ 43,3” — 6o

Pandangan Teori Evolusi Terhadap Budaya

Sebelum baca postingan kali ini, aku anjurkan kamu untuk baca ini dulu biar bisa dapat konsep yang lebih clear  http://ikkiriskiana.blogspot.com/2021/03/pandangan-teori-evolusi-terhadap.html . OKAY LANJUTT. Jika ditelusuri kembali, semua budaya yang ada selalu mengakar di kebutuhan biologis manusia sebagai organisme yang terikat pada hukum evolusi. Dimana hanya gen-gen yang survive yang bisa ada seterusnya di muka bumi. Budaya juga menjadi bagian dari proses bertahan hidup . Segala budaya berakar di biologi. Contoh: Pertama, Incest jadi budaya yang tidak baik saat ini karena kalau kita tarik jauh ke belakang dengan menggunakan framework evolusi: gen-gen yang diturunkan, kemampuan survivenya lebih rendah daripada yang tidak incest (berpotensi besar tidak survive, misalnya karena cacat saat lahir).   Kedua, budaya cenderung meniru kebiasaan yang dipuji dan diterima oleh kultur kita karena kita memiliki hasrat yang kuat untuk menyesuaikan diri dan menjadi bagian dari kelompok (

Pandangan Teori Evolusi Terhadap Gerakan #SAVETHEPLANET

Dalam proses penalaran ilmiah, kita memerlukan pengetahuan sains dasar. Teori evolusi merupakan salah satu pengetahuan biologi dasar yang penting dipahami semua orang, sama pentingnya ketika kita mempelajari mekanisme reproduksi. Framework evolusi itu bukan tentang “Oh manusia dari monyet” Bukan ya. Intinya framework evolusi adalah apa yang kita lihat ‘ada’, organisme-organisme yang ada (manusia, tumbuhan, hewan) itu adalah organisme yang survive atau dia bertahan hidup dan bisa menurunkan gen-gennya, makanya bisa mempunyai keturunan. Jadi ketika kita melihat suatu organisme ‘ada’ di bumi, berarti cara melihatnya bukan ‘bumi pas ya buat dia’ tapi justru ‘dianya yang pas buat kondisi bumi saat dia survive’ . Contoh, beberapa milyar tahun lalu berdasarkan sejarah bumi, kita sudah semacam menemukan organisme-organisme sebelum homo sapiens atau manusia dan itu banyak banget ragamnya. Bahkan sampai saat ini, ada bakteri yang nafasnya bukan seperti kita. Pernapasan mereka bukan nyari

The Worst Type Of Person

Don’t Projecting Insecurity Onto Other s .  Kalau dalam ilmu psikologi, psychological projection ini merupakan salah satu bentuk dari self defense mechanism. Hal ini akan terjadi secara ngga sadar saat memproyeksikan emosi atau perasaan negatif yang dirasakan kepada lawan bicara. Misalnya, ketika si A sedang bercerita ke si B bahwa si A ingin mendaftar di salah satu organisasi ternama. Lalu, si B bilang “Skill lo kan pas-pasan, mana bisa? Yang realistis aja kalo daftar” kalimat itu secara ngga langsung merupakan proyeksi dari insecurity si B ke si A. Mungkin aja pada saat itu si B pernah ditolak sama suatu organisasi ketika mendaftar dan hal tersebut membuat dia insecure. Secara ngga sadar, si B memproyeksikan insecurity tersebut ke si A melalui kalimat yang kurang menyenangkan. Contoh lain,  “Gelar sarjana juga ngga menjamin punya pekerjaan” “Peringkat satu ngga menjamin kesuksesan” “Masuk PTN/PTS terbaik belum tentu masa depannya cerah” Stop saying that. Ketika kamu merasa

I Love The Idea of You

Hello, my Blog Friends, Yep, today is Sunday but I want to get into a little lover spirit today. In times likes these, love can always brighten up our day and make sh**ty days feel a little …less sh**ty. These day I’m so curious about ‘The Idea’ in many aspects, especially in love with somebody. Ketika aku beranjak dewasa, aku mulai stop obsessing about the “perfect” relationship or partner. Terkadang aku juga semakin ngeri dengan dunia pernikahan karena realita kehidupan pernikahan di sekitar ku dan aku juga sering membaca thread twitter yang its sucks to have a love life like that. Tapi aku tidak tahu kenapa masih tetap berharap mempunyai love life like a fairy tale, like a Disney couple and I want to find love with a person, not an idea. So I do some research and it says that when we “love the idea of someone” berarti kita membangun sebuah ide di pikiran kita tentang bagaimana seseorang yang mungkin atau tidak mencerminkan akan siapa mereka sebenarnya. Mungkin kita punya list

My Arabic Comic | Komik Bahasa Arab

To sum up my arabic comic. Being a comic artist for a week: it was hella cray! zz. Mohon maaf apabila masih ada beberapa kesalahan tata bahasa, masih newbie btw.  Selesai~