Skip to main content

Uncertainty

Di awal tahun 2020, mungkin kita punya banyak rencana. Eh tiba-tiba di bulan Maret 2020, COVID-19 mewabah. Segala rencana kita jadi ambyar dan kita pun bingung gimana caranya menghadapi ketidakpastian ini. Di situasi krisis ini, kadang juga bikin kita lupa “apa sih yang aku rasain? Aku baik-baik aja ngga sih?” Hmm, kondisi sekarang memang ngebatesin ruang gerak sih ya, pokoknya mentok sana-sini! Kita merasa marah, stres, cemas, sedih, kecewa, dan sederet emosi negatif lainnya tapi itu wajar kok. Its okay. Perasaan kita valid. Memang alurnya harus melewati perasaan negatif dulu sebelum kita bisa menerima keadaan ini tapi jangan terkungkung dalam emosi negatif terus yaa karena keadaan tetap nggak berubah, waktu akan terus menggilas and we have to keep going.

 

Secara ga langsung, sebenarnya situasi seperti ini membuat kita lebih jadi kreatif untuk berusaha mencari jalan keluarnya. Kondisi ini melebihi cara dan kemampuan kita untuk mengatasi tekanan dan lingkungan (they called it: coping strategy). Nah disaat itulah, kita bisa mencoba berusaha untuk menyesuaikan diri. Kalau aku, selama pandemi itu fokus berkontribusi dalam dakwah di Lembaga Dakwah Fakultas, yaitu DKM Al-Mushlih. Butuh waktu bagi kami untuk bisa beradaptasi di tengah situasi ini. Alhamdulillah, di tengah kesulitan pasti ada kemudahan. Kami mulai mengadakan kajian online dan seru aja rasanya ketika kita turut berkontribusi dalam dakwah untuk diri sendiri dan orang-orang di tengah situasi pandemi ini yang pastinya butuh banget asupan ruhaniyah. Tapi seiring berjalannya waktu, ada juga masa dimana aku merasa capek, terlalu sering menatap gadget atau laptop, jadinya burn out dehSaat itu, aku pun sadar kalau aku butuh istirahat sebentar, take my time. Aku berpikir kalau selama lelah kita berjuang dalam jalan kebaikan itu insyaallah kita diberkahi dan aku juga berpikir ketika kita menengok ke belakang lagi kemudian tersadar bahwa kita udah sejauh ini melangkah, setelah istirahat dan refleksi, insya Allah jadi semangat lagi.

 

Dipikir-pikir, sampai saat ini masih terasa sedihnya ketika nggak bisa ketemu temen-temen di kampus, nggak bisa belajar bareng, pas ramadhan nggak bisa silaturahmi langsung dengan anggota keluarga, dan sebagainya. Namun perlahan dengan langkah pasti, sebenarnya masa pandemi telah banyak memberiku banyak ilmu agar aku bisa belajar menerima dan sedikitnya kupahami bahwa belajar menerima tak selalu dengan dilimpahkannya keberhasilan bahkan seperti yang terjadi di tahun lalu, aku justru belajar dari banyaknya kegagalan dalam membuat rencana. Ada banyak kesempatan yang harus hilang hingga pada akhirnya aku semakin terbiasa dengan kegagalan yang ada. Aggap aja kegagalan itu hanya kerikil di jalan menuju impian kita, ya kan hehe.

 

Dalam situasi pandemi ini, yang bisa kita atur itu hanya diri kita. Kita bisa berusaha, namun kapan pandemi ini akan berakhir, we still don’t have any clue yet. Alih-alih kita menyalahkan sesuatu yang tidak bisa kita kontrol, mending alihin energi kita ke hal-hal yang bisa kita kontrol dengan mencoba fokus untuk memposisikan diri dan pikiran di lingkungan yang positif. Fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan dan lakukan yang terbaik karena kalau kita terus mengurusi hal-hal yang di luar kendali kita, kita akan banyak membuang waktu dan tenaga dengan sia-sia. So, yang bisa kita lakukan hanya membuat penyesuaian, misalnya seperti ini:

Mengatur pilihan biar nggak overthinking dan stress,

Berkontribusi pada kegiatan yang positif,

Mencari peluang,

Merubah pola hidup jadi sehat,

You name it.

Do it.

Adapt.

 

Dalam melakukan beberapa hal diatas, Sebetulnya membuat perubahan menuju kebiasaan baru itu akan mudah kalau kita bisa menyadari kondisi dan mengenali situasi. Kita bisa memulai dengan hal yang kecil dan mudah, step by step, kemudian perlahan tingkatkan target kita.

 

Jadi guys, ketidakpastian yang kita alami selama masa pandemi ini, secara sadar maupun tidak, telah mendorong kita untuk beradaptasi dengan perubahan yang ada. Kita telah mentolerir ambiguitas, yaitu dapat menerima dan membiasakan diri dengan kondisi yang penuh ketidakpastian. Banyak hal dalam hidup ini yang nggak bisa kita kendalikan karena sejatinya kita hidup di dunia yang penuh dengan ketidakpastian, segala hal yang pasti bukan ada dalam terbatasnya pengetahuan kita sebagai manusia, melainkan ada dalam ketetapan-Nya. Di masa sulit seperti ini, Allah ingin menunjukkan bahwa ketetapan hanyalah milik-Nya semata. Dengan menggunakan sudut pandang iman, maka saat menghadapi ketidakpastian, kita akan berpasrah dan mengembalikan semua kepada Allah dengan cara berdoa dan membaca Alquran dan itulah yang menjadikan diri kita lebih kuat atas izin Allah. Hal ini akan membuat kita merasa lebih tenang dan memiliki mental yang baik.

 

Guys, inget-inget juga ya bahwa kita itu sekarang lagi menghadapi kondisi dimana kita bahkan nggak tau apakah besok bisa bertahan atau tidak. Dimana kebutuhan dasar yang paling penting, yaitu 'rasa aman', saat ini tengah terasa abu-abu. Turning pointnya, kita harus sadar dan menerima keadaan ini. Saat bangun tidur nanti, jangan lupa bersyukur. Ketika kita masih diberi kesempatan dan kepercayaan dari Allah untuk tetap bertahan hidup, marilah kita berusaha untuk melakukan yang terbaik. Banyak pelajaran terbaik dalam hidup yang tak pernah kita cari. Tapi, hampir selalu, pelajaran terbaik itu, kita temui dan pelajari dalam keadaan dan kesalahan terburuk. Ketika Allah menempatkan kita di situasi apapun, percayalah Allah juga akan bantu kita untuk menjalaninya. Selamat buat kita yang udah leveling up our adaptation skill in 2020! Semoga kedepannya kita tetap bisa survive. Stay safe, stay healthy. Have a blast.

Comments

Popular posts from this blog

My Arabic Comic | Komik Bahasa Arab

To sum up my arabic comic. Being a comic artist for a week: it was hella cray! zz. Mohon maaf apabila masih ada beberapa kesalahan tata bahasa, masih newbie btw.  Selesai~

The Beauty of Whole-heartedly

You never know when you make or do something, it will views by whom, how it will be received, how many people related to it, eventho it's just a single person; you still don't know how much it meant to them, what the result will be.  You just simply do it because you love it, you put your heart into it, literally whole-heartedly, and your heartbeats just tells you to go for it! it just feels alright💟 Thus, moments like you appreciated by someone or even matters by yourself, is definitely honorable.  So.. dont. ever. stop. do. what. you. like. brings out the best in you. challenge yourself to grow. do more of what gives you peace.

Quotes dari buku 'Dunia Kafka' by Haruki Murakami

A little bit review from me: Beda dari yang lain, di buku ini bukan tentang melawan manusia antagonis seperti novel-novel kebanyakan tapi lebih ke melawan kutukan dan tentang pencarian jati diri. Yang paling keren adalah banyak banget metafora kehidupan yang dijelaskan disini!!! Alurnya mengandung fiksi, penuh misteri, agak ngebosenin dikit tapi ga bikin kecewa karena kasusnya benar-benar beda sama novel lain. More like human vs curse than human vs human, like i said in the beginning. Fun fact: buku ini direkomendasiin sama penulis buku 'Reasons to Stay Alive' yaitu Matt Haig. Buku ini cocok banget dibaca ketika kita lagi down karena isi novelnya juga tentang seseorang yang terjal banget jalan hidupnya, bayangkan.. Hidup dalam sebuah kutukan! Jadi, setelah baca buku ini, kita bisa ambil banyak banget insight. Here the quotes: (Enjoy~) "Setelah badai berlalu, kau tidak akan ingat bagaimana caramu melewatinya, caramu bertahan. Kau bahkan tidak bisa s