Skip to main content

Posts

Showing posts from 2020

Quotes dari buku 'Dunia Kafka' by Haruki Murakami

A little bit review from me: Beda dari yang lain, di buku ini bukan tentang melawan manusia antagonis seperti novel-novel kebanyakan tapi lebih ke melawan kutukan dan tentang pencarian jati diri. Yang paling keren adalah banyak banget metafora kehidupan yang dijelaskan disini!!! Alurnya mengandung fiksi, penuh misteri, agak ngebosenin dikit tapi ga bikin kecewa karena kasusnya benar-benar beda sama novel lain. More like human vs curse than human vs human, like i said in the beginning. Fun fact: buku ini direkomendasiin sama penulis buku 'Reasons to Stay Alive' yaitu Matt Haig. Buku ini cocok banget dibaca ketika kita lagi down karena isi novelnya juga tentang seseorang yang terjal banget jalan hidupnya, bayangkan.. Hidup dalam sebuah kutukan! Jadi, setelah baca buku ini, kita bisa ambil banyak banget insight. Here the quotes: (Enjoy~) "Setelah badai berlalu, kau tidak akan ingat bagaimana caramu melewatinya, caramu bertahan. Kau bahkan tidak bisa s

Insight dari buku Reasons to Stay Alive- Matt Haig

Ini adalah parafrasa dari yang aku baca. Silakan dibaca. Jangan asal baca asal selesai! Baca, pahami, cerna, hayati, pikirkan, simpan. Enjoy! ~ -Laki-laki paling banyak bunuh diri karena depresi walaupun angka penderita depresi lebih sedikit dibanding wanita. Kenapa? Karena lelaki menganggap depresi itu kelemahan jadi tidak mau speak up. -Gejala yang paling sering nampak ketika seseorang depresi: 1. Kelelahan. Lelah sepanjang waktu tanpa alasan yang jelas. 2. Konsep diri yang buruk. Orang yang kurang nyaman berbicara tentang perasaan, sulit keluar dan berinteraksi. 3. Lamban bergerak dan lamban bicara (kelambanan psikomotorik). 4. Kehilangan selera makan/selera makan berlebihan. 5. Mudah marah. 6. Sering sekali menangis. 7. Anhedonia (ketidakmampuan untuk merasa senang saat melakukan kegiatan). 8. Tiba-tiba menutup diri. -Alasan untuk tetap hidup: 1. Kamu berada di planet lain. Tidak seorangpun memahami yang kamu alami. Tapi sebenarnya mereka paha

Puisi | Terbangunnya Kembang Tidur

saat bangun aku berkelahi dengan waktu untuk menggenggam kembang tidur. tak ingin menyanjung cepat agar tak tumpul saat kelambatan berkunjung. namun resah tak bisa diredam saat ketidakpastian menghujam eksak. satu demi satu sekeliling tenggelam dikreasikan pikirannya. semua yang tak terulang menjadikan hidup lebih terasa, manis. dibutuhkan keberanian lebih untuk tetap berdetak, ketimbang sebaliknya. saat tidur aku berdamai dengan waktu. tak kubiarkan kembang tidurku terus terlelap ia harus terbangun dan tergenggam erat oleh tanganku Oleh Ikki Riskiana

DISCLAIMER. RRRR

Welcome to my blog. Welcome to see an another side of me. Setuju dengan Enji. Segala hal yang aku tuangkan disini adalah hasil dari aku membaca buku, thread, mendengar aspirasi orang, nggak jarang juga cuma ngikutin logika dasar. Pokoknya mostly based on what I know and have learned. Kesemuanya itu aku tetap berpegang pada prinsip dan value yang aku bawa. Aku adalah makhluk dinamis, sebagaimana alam semesta ini, pengalaman akan semakin banyak ku alami, kemudian ku cerna dan hal itu ku jadikan sebagai pembelajaran hidup. Jadi selalu akan ada waktu untuk aku berkembang dan berubah pikiran. Aku bukan hanya makhluk rasional, tapi juga emosional. Masih belum matang dan naif dalam banyak hal, masih merasa harus terus belajar dan merasa kurang pastinya. Aku berusaha mengambil kesimpulan sebaik-baiknya berdasarkan framework. Benar juga kata mbak Cania, saat ini, paradigma terhadap disagreement/sikap kurang setuju itu kayak ngarah ke declaration of war, so no discussion, just attack. In

Different

Awalnya agak skeptis sama perbedaan perspektif di berbagai platform. Tapi setelah mencoba memahami, lama-lama sadar kalau tiap orang hanya perlu menghargai perbedaan dan cukup jalani masing-masing perspektif aja. Kita bisa jadiin perbedaan perspektif sebagai ajang saling tukar informasi, bisa aja kan jadi bahan evaluasi terhadap masing-masing perspektif. Kalau udah terbiasa dengan perbedaan dan tidak tutup telinga, maka bibit toleransi akan terus tumbuh. Tidak semua hal harus sesuai dengan apa yang kita mau karena hidup bukan tentang segala hal yang kita sukai aja. Perbedaan perspektif terjadi karena tiap manusia mencerna pengalaman dan lingkungan yang berbeda-beda. Contoh nih, A dan B pergi ke goa, semakin ke dalam, mereka lihat kelelawar kemudian mereka keluar dari goa. Waktu di sekolah, si A menceritakan pengalamannya bahwa ia melihat sayap kelelawar itu hebat banget. Sedangkan si B menceritakan kaki kelelawar itu keren banget. See? Bahkan orang yang mengalami pengalaman yang s

Another Perception about Toxic Positivity

Jangan karena kecemasan hinggap di hati, kita malah jadi acuh sama hati sendiri dengan memaksakan untuk merasa baik-baik saja.  Seringkali toxic positivity juga datang dari diri sendiri. Pikiran alam bawah sadar terlalu memaksakan untuk beranggapan bahwa 'keadaan sedang baik baik saja', padahal kenyataannya sebaliknya. Efeknya jadi mengacuhkan hati sendiri, tidak solutif untuk mengatasi permasalahan dan hal itu terus berlarut menjadi bom waktu, rotten and kill us to the core! Menganggap masalah gak terjadi itu juga masalah, artinya kita kurang peka dengan keadaan. Denial terhadap emosi itu tidak bagus kawan karena emosi itu sejatinya ada untuk dirasakan, udah jobdescnya hati. Merasa sedih, kecewa, cemas, takut, dan emosi negatif lainnya adalah hal yang wajar, sebuah respon alamiah manusia terhadap suatu hal. Jangan protes terhadap dirimu sendiri mengenai apa yang kamu rasa, emosi adalah sebuah anugerah. Jadilah manusia. Tentunya tinggal kitanya untuk validasi bahwa e

Puisi | Barangkali

Barangkali membaca kita, hanya cermat agar memperkuat buruknya prasangka Barangkali mendengar kita, hanya seksama untuk menghakimi Barangkali merasa kita, hanya peka untuk yang tidak setuju dengan setuju -ikkiriskiana

Puisi | Merasa Paling Berkorban

Untuk bagian jiwa yang jarang tersinggung. Ketika manusia sudah merasa paling berkorban Memuntahkan peluh ego yang letih mengendap Pada waktu itu maha ego menguasai segala Bahkan lalai dengan sosok dekat dan lama Ketika manusia sudah merasa paling berkorban Protagonis hanya dirinya Tak ada kosa kata salah dalam kamusnya Ego terus membuncah, bermonolog pongah dalam kebesaran tempurungnya Ketika manusia sudah merasa paling berkorban Tidak heran jika tidak memanusiakan manusia lain Napas menderu bersama kecewa hati Demi perasaan yang dikorbankan, dengan senang hati ego berkobar -ikkiriskiana

Puisi | Gloomy January

Gloomy January continue december's sadness no longer snowy its already gloomy its remind me that the deepest pain is when you dont deserve the truth or like unseen by eyes 🌧️ continue december's sadness no longer gloomy its already heavy what you gonna do when someone want to get too close, they must ready to see the dark inside ! 🌧️ Its not january Its gloomy january no longer isolated by ego hope sadness level went away and someone will stay even thunder come by ikkiriskiana