Jangan karena kecemasan hinggap di hati, kita malah jadi acuh sama hati sendiri dengan memaksakan untuk merasa baik-baik saja.
Seringkali toxic positivity juga datang dari diri sendiri. Pikiran alam bawah sadar terlalu memaksakan untuk beranggapan bahwa 'keadaan sedang baik baik saja', padahal kenyataannya sebaliknya. Efeknya jadi mengacuhkan hati sendiri, tidak solutif untuk mengatasi permasalahan dan hal itu terus berlarut menjadi bom waktu, rotten and kill us to the core!
Menganggap masalah gak terjadi itu juga masalah, artinya kita kurang peka dengan keadaan. Denial terhadap emosi itu tidak bagus kawan karena emosi itu sejatinya ada untuk dirasakan, udah jobdescnya hati. Merasa sedih, kecewa, cemas, takut, dan emosi negatif lainnya adalah hal yang wajar, sebuah respon alamiah manusia terhadap suatu hal. Jangan protes terhadap dirimu sendiri mengenai apa yang kamu rasa, emosi adalah sebuah anugerah. Jadilah manusia. Tentunya tinggal kitanya untuk validasi bahwa emosi itu ada dan juga belajar mengelola dengan cara yang bijaksana.
Hidup kan juga gak melulu tentang kesenangan. Beberapa dari 'apa yang nggak kita suka' dan takutin adalah benih pengembangan karakter (level up). Rawat dengan baik benih itu biar bisa move forward.
Comments
Post a Comment