Skip to main content

Pengalaman Micro Teaching Bahasa Arab

Hola my blog friends. Pada kesempatan ini saya akan bercerita tentang pengalaman micro teaching: mengajar bahasa Arab kepada anak-anak. Jadi background kegiatan ini adalah salah satu pemenuhan tugas praktikum mata kuliah pengajaran bahasa Arab di kampus Unpad, dengan syarat offline (memperhatikan prokes) dan minimal 3 murid yang diajar.

Adapun alur pelaksanaan micro teachingnya adalah sebagai berikut:

1. Pembekalan dari dosen tentang micro teaching dan petunjuk pembuatan RPP.
2. Menentukan kategori murid.
3. Menentukan tempat pelaksanaan micro teaching.
4. Identifikasi murid (kelas atau rentang umur dan latar belakang pengalaman belajar bahasa Arab).
5. Pembuatan RPP (strategi dan metode pengajaran, yang meliputi rundown pengajaran, research konten pembelajaran berupa materi dan games yang sesuai dengan karakteristik murid, serta menentukan dasar penilaian).
6. Pelaksanaan micro teaching.
7. Penentuan nilai bagi murid.
8. Evaluasi pengajaran dengan menonton video dan mendapatkan feedback dari dosen dan teman-teman kelas.

a lil bit 'bout my teaching background, saya memiliki pengalaman mengajar bahasa (English dan Indonesia) serta privat MIPA untuk anak SD dan SMP selama beberapa bulan di suatu lembaga kursus dan untuk privat saya lakukan secara mandiri di rumah untuk anak SD.


Micro teaching yang saya lakukan ini dengan sistem offline, bertempat di Masjid Asy-syukururrahman, Jatinangor pada hari selasa, 27 April 2021. Nah kondisi di masjid tersebut memang setiap sore selalu ada pembelajaran Iqra dan Al-Qur’an. Sebenarnya, sebelumnya anak-anak pengajian tersebut sudah pernah belajar bahasa Arab akan tetapi itu sudah lama sekali. Dan pada hari itu pertama kali saya bertemu dan langsung mengajar mereka.

Murid yang saya ajar itu ada 6. Beberapa sudah SMP dan sisanya masih SD. Awalnya, penentuan muridnya inginnya seragam rentang umurnya (agar pengajarannya dapat sesuai dengan perkembangan kognitif), hanya saja karena memang di tempat tersebut sangat variatif dan saat saya datang sudah disiapkan muridnya oleh salah satu pengajar di sana, jadinya saya langsung melaksanakan pengajaran dengan murid tersebut.

Nah di sini saya mengajarkan bahasa Arab tentang kosa kata anggota keluarga (Al-Usratu) dengan step pertama, yaitu saya menuliskan materi di papan tulis, kemudian murid menulis di buku, setelah itu ada metode menyanyi, mengerjakan lembaran soal (lembaran pertama berupa kosa kata, yang kedua berupa soal, dan yang ketiga untuk PR), bermain games ‘siapakah aku’ dan puzzle mufradat. Mereka semua mendapatkan kesempatan yang sama saat bermain games. Tujuan saya mengadakan games tersebut adalah untuk membangun suasana belajar yang menyenangkan. Belajar sambil bermain agar belajar itu tidak menjadi beban bagi mereka. Dan di akhir pengajaran, saya memberikan review materi dengan menggunakan slide presentasi agar mereka bisa meresap materi dan tidak cepat lupa. Durasi pengajaran juga jangan lama-lama agar murid tidak bosan.

Kekurangannya, saat di akhir pengajaran, terjadi suasana yang kurang kondusif karena anak-anak lain yang sudah belajar Iqra/Al-Qur’an sudah selesai dan mereka penasaran dengan pembelajaran bahasa Arab yang tengah berlangsung sehingga sempat memecah konsentrasi murid yang saya ajar. Kemudian juga karena outdoor (di luar masjid) dan hal itu menjadi hambatan bagi saya karena harus mengeluarkan suara lebih keras lagi. Saat saya mempresentasikan pengajaran saya di kelas pun ada beberapa kritik dan saran dari dosen dan teman-teman, yaitu saya sebenarnya tidak perlu mencatat materi di papan tulis karena sudah ada media puzzle, jadi murid-murid bisa langsung mencatat dari situ dan medianya bisa terpakai secara efektif dari awal sampai akhir pembelajaran. Teman-teman juga menyarankan saya untuk lebih mengeraskan suara. Overall, saya mendapatkan feedback yang positif dari dosen dan teman-teman, terutama dalam hal games yang inovatif. Adapun saran dan kritikan yang masuk menjadi evaluasi bagi saya untuk kedepannya bisa lebih baik lagi dalam mengajar.

Manfaat yang saya rasakan dengan adanya micro teaching ini adalah:

1. Adanya strategi dan metode yang tepat dengan adanya konten materi dan project based learning sehingga pembelajaran terasa lebih menyenangkan dan bukan sebuah beban.
2. Saya dapat memahami garis besar dunia pengajaran (mulai dari penentuan strategi, metode, pelaksanaan, sampai evaluasi) walaupun baru tahap ‘micro’ teaching.
3. Merasakan pengalaman secara langsung kegiatan micro teaching.
4. Ajang mengabdi kepada anak-anak di daerah terpencil.
5. Memahami dinamika murid yang diajar (umur yang menentukan perkembangan kognitif, karakteristik, dan pengalaman belajar bahasa).
6. Mengukur kemampuan pribadi dalam mengajar dari penilaian dosen dan teman sebaya sehingga bisa dijadikan evaluasi untuk kedepannya bisa lebih baik lagi.
7. Mendapatkan ilmu dari kritik dan saran atau evaluasi pengajaran yang dilakukan oleh teman sebaya.

Kekurangan lain yang saya rasakan berupa: karena saat ini sedang pandemi, yang seharusnya dapat memperoleh kesempatan praktik mengajar di kelas yang lebih besar (sekolah formal), jadi harus mengajar di kelas yang lebih kecil (besar kecil di sini dalam artian jumlah/berbagai karakteristik murid yang diajar). Kemudian karena pengajaran saya di ruangan terbuka (dekat dengan jalan), jadi butuh effort yang lebih besar dalam mengeluarkan suara. Oleh karenanya, belajar teori yang paling efektif adalah di dalam ruangan agar meminimalisir adanya distraksi. Serta sayang sekali ketika bagian saya mempresentasikan kegiatan micro teaching, tidak ada kesempatan bagi saya untuk menjelaskan pengantar kegiatan micro teaching dan juga dalam menanggapi (respon atau konfirmasi) penilaian dosen dan teman sebaya dikarenakan waktu yang terbatas.

Namun, seru banget sih kegiatan mengajar itu, melatih hubungan interpersonal. Human connection is the key. Bahagia yang sederhana dengan melihat dan merasakan nyala api semangat mereka untuk belajar apalagi saat itu masih dalam suasana bulan puasa. Masya Allah. And I think teaching and learning should bring joy! Penting banget guru menciptakan suasana bahwa everybody in the class is somebody (menyadari hadirnya murid, memperhatikan progress mereka dengan seksama sehingga murid merasa dirinya dipedulikan) because every child deserves an adult who will never give up on them, they should be treated with love and compassion. And remember guys, in order to make a difference in someone’s life itu kita tidak harus melakukan atau menjadi pribadi yang besar atau brillian atau perfect, we just have to care and that’s enough. Dan jangan lupa untuk menjadi support system mereka. Memberikan apresiasi juga! Karena apresiasi itu sangat membahagiakan dan memotivasi loh entah itu dalam bentuk afirmasi atau gift. They will like it 100%! Support dan apresiasi itu memang 2 hal yang luar biasa banget sih menurutku untuk boost confident. And last but not least, Santi, Widi, Delia, Salwa, Chelsea, dan Nayla! I thank you guys so much. Terima kasih adik-adikku, semoga Allah ganti usaha adik-adik dengan keberkahan dan kebahagiaan, penjagaan, serta rezeki lain.

That’s all about pengalaman micro teaching saya, berikut saya lampirkan modul dan soal yang saya gunakan dalam mengajar. Semoga bisa bermanfaat dan menginspirasi teman-teman semua yang akan mengajar. Manfaatkan dengan bijak ya, jangan sampai disalahgunakan. Terima kasih.

Ps: klik gambar untuk memperjelas.










++ dokumentasi:









love is in the air~

Comments

Popular posts from this blog

My Arabic Comic | Komik Bahasa Arab

To sum up my arabic comic. Being a comic artist for a week: it was hella cray! zz. Mohon maaf apabila masih ada beberapa kesalahan tata bahasa, masih newbie btw.  Selesai~

The Beauty of Whole-heartedly

You never know when you make or do something, it will views by whom, how it will be received, how many people related to it, eventho it's just a single person; you still don't know how much it meant to them, what the result will be.  You just simply do it because you love it, you put your heart into it, literally whole-heartedly, and your heartbeats just tells you to go for it! it just feels alright💟 Thus, moments like you appreciated by someone or even matters by yourself, is definitely honorable.  So.. dont. ever. stop. do. what. you. like. brings out the best in you. challenge yourself to grow. do more of what gives you peace.

Quotes dari buku 'Dunia Kafka' by Haruki Murakami

A little bit review from me: Beda dari yang lain, di buku ini bukan tentang melawan manusia antagonis seperti novel-novel kebanyakan tapi lebih ke melawan kutukan dan tentang pencarian jati diri. Yang paling keren adalah banyak banget metafora kehidupan yang dijelaskan disini!!! Alurnya mengandung fiksi, penuh misteri, agak ngebosenin dikit tapi ga bikin kecewa karena kasusnya benar-benar beda sama novel lain. More like human vs curse than human vs human, like i said in the beginning. Fun fact: buku ini direkomendasiin sama penulis buku 'Reasons to Stay Alive' yaitu Matt Haig. Buku ini cocok banget dibaca ketika kita lagi down karena isi novelnya juga tentang seseorang yang terjal banget jalan hidupnya, bayangkan.. Hidup dalam sebuah kutukan! Jadi, setelah baca buku ini, kita bisa ambil banyak banget insight. Here the quotes: (Enjoy~) "Setelah badai berlalu, kau tidak akan ingat bagaimana caramu melewatinya, caramu bertahan. Kau bahkan tidak bisa s