“Wih pantesan aja sukses, bapaknya kan holang kaya! Tinggal nerusin aja deh dia”
“Ah sudahlah, dia berhasil pasti karena dia punya privilege, ngga kayak aku!”
Ketika kita melihat teman kita sukses,
Jangan kita langsung memandang ‘siapa orangtuanya’ karena bisa jadi orang tersebut punya courage dan semangat yang ngga kita punya.
Sebenarnya, ketika kita berpandangan bahwa privilege yang menentukan kesuksesan, hal itu benar kok, tapi ingat.. bukan satu-satunya alasan kesuksesan.
Dikutip dari Cambridge Dictionary, kata privilege adalah ‘an advantage that only one person or group of people has, usually because of their position or because they are rich’ yang berarti ‘keuntungan yang dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang, biasanya karena posisi yang dimiliki atau karena kekayaan’.
Topik ini sedang trending di twitter, bermula dari terpilihnya generasi milenial yang menjadi staff kepresidenan. Banyak orang yang berasumsi bahwa mereka terpilih hanya karena mempunyai privilege. Padahal bisa saja ketika kita yang menjalankan perannya sebagai orang yang mempunyai privilege, kita tiap hari cuma jalan-jalan, rebahan, malas sekolah, dan tidak sesemangat dia.
Perlu diakui, bahwa mereka yang terlahir sudah mempunyai privilege, perjuangannya memang menjadi lebih mudah daripada seseorang yang tidak mempunyai privilege. Jangan kita memakai kacamata kuda dengan yakin bahwa yang menentukan kesuksesan hanyalah usaha diri masing-masing. Padahal banyak elemen lain yang turut menopang kesuksesan tersebut.
Sadarkah kita? Posisi hidup seseorang yang mempunyai privilege bisa jadi hasil usaha keras dari individu lain (keluarga), jadi ia tidak berkuasa atas titik awal mulanya. Semua orang memang bermula dari titik nol, tapi ingat, titik nol setiap orang itu berbeda. Seperti misalnya tujuan kita adalah sampai di UNPAD, maka titik nol setiap individu bervariasi, ada yang lewat gerlam, gerbang BNI, atau jalan lain.
Tiap orang mempunyai perjuangannya sendiri, baik yang punya privilege maupun yang ‘scratch from the ground’. Tidak semua orang memulai dari titik dan garis finish yang sama. Setiap orang mempunyai porsi dan perjuangannya masing-masing dimana konteks dan ukurannya tidak harus sama, karena kalau kata Naruto, setiap orang punya jalan ninjanya masing-masing. Dan sebaik-baiknya kita adalah orang yang bermanfaat dan menjalankan segala sesuatu dengan mengerahkan yang terbaik. So, Stop Complaining :)
Comments
Post a Comment